Kamis, 21 Oktober 2010

Cerpen_APPREHENSIVE

Aku mencari dengan lelahku, yang mana tak satupun Tanya terjawab. Bukankah ketakutan yang bersemayam dalam hati hanya suatu rasa yang tak berskema, dan mungkin hanya sebuah perpecahan titik-titik kosong yang tak beraturan yang selalu datang kedalam rongga-rongga tubuh, hingga setiap kali perasaan takut itu datang aku selalu dibayang-bayangi oleh kecemasan.Apalah arti Tanya itu bagi orang-orang yang tak mengerti aku, ini bukan hanya tentang rasa cemas, tapi bila mungkin ada yang mengetahui dimana letak titik kecemasan itu, semampu apapun akan kucoba untuk mencari dan bertanya padanya walaupun dia entah dimana.
pagi yang dingin itu aku terbangun dengan masih membawa kantuk yang teramat luar biasa, mencoba menggapai-gapai untuk mengumpulkan urat kesadaran. Dan masihkah matahari hari ini tersenyum untukku. Sebersit senyum dari orang yang ingin kulupakan kembali telintas dalam benak.
-Assalamualaikum, sms ini gak urgent untuk dibalas, aku Cuma mau curhat. Salah gak sih kalau aku bilang ros itu cantik, padahal aku diberi fitrah atas itu.(QS.ali imran 3:14). Salahkah mencintai, kan mencintai juga ada dalilnya, salahkah jika bagiku dia itu semangat (seperti hadist tentang ciri istri yang baik salah satunya bila dipandang menyenangkan ), yang aku tau I luv her, haruskah kusiapkan karena-karena itu, untuk kenapa-kenapa yang timbul atas itu, padahal aku tak punya karena-karena itu. Dan now, pada titik sekarang, saat asa seakan sia-sia, putus asa untuk tetap selalu berusaha. “boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (QS.al baqarah 2:216). Salahkah aku jika masih ada cinta dan cita pada ros?. Memang asa dan usaha urusan insani, sementara hasil miliknya. Hidup satu takdir jua, haruskah ikhtiar berhenti juga, kita hidup diantara kedua-duanya. Dan aku sekarang hanya seorang lemah. Mencari kekuatan dalam gundah yang membuat susah “apabila manusia ditimpa kesusahan maka ia berkeluh kesah” (QS al ma’arij 70:20). Contohnya didiriku, aku akui aku Cuma manusia lemah yang egois. Semoga Allah swt memberi petunjuk. Thanks setidaknya aku punya teman untuk mengirim sms ini.-
Kembali kuulang membaca pesan itu, dari Ata yang selalu penuh Asa. Ata yang selalu penuh Tanya, dan ia masih dalam cinta. Tanda-tanda Tanya kembali lagi mengusikku dalam kecemasan, Ata engaku masih terkurung dalam suasana hati, bukankah engkau pernah berkata “kehidupan apa yang sebenarnya kita cari, sementara didalam dunia ini hanya berisi perjalanan hidup bagi setiap manusia.”.
Begitu singkatkah hari-hari belakangan ini, sehingga aku lupa bahwasanya seminggu yang lalu kita baru bertemu. Perbedaan itu biasa, tapi bagaimana agar perbedaan itu tak saling menjadi kendala atau beban. Bagaimana menepis rasa-rasa cemas itu. Manusiawi sekali bila masih merasakan itu. Lebih dari yang aku rasakan, engkau merasakan lagi. Interval yang jauh tak menjadikanmu kendala. Tapi apa sudah benar-benar kau tanyakan padanya bahwa interval itu tak juga membuatnya menjadi kendala. Dan sekarang ketika intervalmu dengannya dijadikan alasan. Mungkinkah aku dapat membantu?. Dan aku tahu engkau cemas dan hanya ingin bercerita. Bila hati yang berbicara, logika apapun tak kan mampu untuk menganalisanya. Bukankah kita sahabat, jangan takut akan dahaga, jangan takut akan sia-sia. Selalu ada kebahagiaan disela-sela penderitaan.
Adakah standart penilaian dalam urusan hati yang cemas, masihkah pagi ini tersenyum padaku. Ketika semua orang merasa cemas tentang hal-hal itu, aku belum sampai merasakan cemas sampai pada titiknya seperti pesanmu yang aku baca. Walau lelah dan penuh tanda Tanya. Yang membedakan usia adalah waktu, ketika pagi itu kita berangkat sekolah dengan putih-merah, dibelahan sudut lain bumi ini, dan dipagi itu juga dia sedang mempersiapkan seragam putih-abu-abunya. lalu iring-iringan waktu mempertemukan kalian hingga akhirnya seperti ini dan dia takut tentang masa lalunya. Ata yang penuh asa, bukankah akhir dari setiap cerita pasti ada?. “Interval itu dan masa lalunya yang membuat cerita ini belum berakhir.” Katamu. About something wrong, teman kita ramber berkata “Kenapa selalu melihat langit hitam?, Bukankah langit birupun ada?”. Benar sekali, tapi adakalanya kita harus kembali melihat langit hitam itu, karena disana banyak bintang-bintang yang bisa dijadikan pacuan. Dan lebih tepatnya ini bukan untukmu tapi untuk sang pembawa bungamu yang masih mempersoalkan masa lalunya. Ata yang penuh asa, aku salut padamu, bukankah kecemasan kita sama, tapi aku belum benar-benar merasakannya sampai sepertimu, dan aku ingin. Well, not too long after the drummer.. Again, je me tire de noveau sur ce gosse Dan lagi, dan lagi, dan lagi.. kata rere n pepi. Semudah ia menari dan semudah ia memaki.. Well, aku harus membombardir seribu Tanya lagi.. Melihat dari semua angel lagi. -(anggie retno sari)- Bukankah puisi Gie ini juga suatu bentuk dari kecemasan, aku belum tahu pasti, tapi setidaknya aku hanya ingin mencoba mengerti. Pagi itu aku tak membalas sms darimu, karena engkau hanya ingin bercerita tentang hatimu, sesungguhnya aku juga merasakan kecemasan-kecemasan.. Ata yang penuh asa, Ata yang penuh Tanya. Aku mencari dengan lelahku, yang mana tak satupun Tanya terjawab. Bukankah ketakutan yang bersemayam dalam hati hanya suatu rasa yang tak berskema.
SUMBER ASLI :
http://www.cerpen.net/cerpen-cinta/apprehensive.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar